February 21, 2010

Bukan Cerita SEDIH !!! ( must read : renungan )

berdasarkan kisah nyata yang ditambah sedikit fiksi ;)


panggil saja aku bagas (25 thn). Terlahir sebagai seorang pria dan anak bungsu dari tiga saudara, yaitu kak Lili (35), kak Shanty (30), dan saya. Saya terlahir dari orang tua yang sangat aku cintai. Aku hidup dengan tidak mengenal apa itu sedih. Karena di dalam hidup ku aku sudah ditempa dengan apa itu yang namanya pahit getir kehidupan. bukan kesedihan, saya ulangi sekali lagi, bukan KESEDIHAN.

Ayah saya seorang Pegawai Negeri Sipil bergolongan III C, merupakan golongan yang tinggi sebenarnya. Sedangkan ibu saya, atau biasa saya panggil mamak, adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai sifat keibuan. dari saya lahir, ibu saya sudah mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya. Untuk menyusui saya saja, ibu harus menarik saya dengan susah payah, syukur - syukur ibu bisa menimang saya, untuk berjalan atau mengerjakan pekerjaan rumah saja belia kesusahan.
Ibu saya meninggal pada saat saya kelas 3 sekolah dasar, disaat saya sedang membutuhkan kasih sayang seorang ibu, ibu malah meninggalkan kami semua. Mungkin ini takdir Tuhan, Ibu meninggal dikarenakan sakit lumpuh pada kaki nya yang sudah menahun, entah itu diguna guna orang atau apalah, yang jelas dari saya kecil, ibu saya sudah lumpuh. Saya shock pada saat itu. Kehilangan sosok seorang ibu yang sangat saya sayangi, tapi apa dikata, kehidupan saya harus terus berjalan. Sekarang dirumah hanya ada Ayah, Kakak Lili, kakak Santy, dan saya.

Sekarang predikat saya ANAK PIATU

Seiring berjalannya waktu, tepat 3 bulan sesudah kematian ibu, Ayah menikah lagi dengan seorang wanita. Tentunya tidak enak juga mempunyai Ibu tiri, apalagi ibu tiri saya juga sudah mempunyai anak satu, berumur 2 tahun. " Ya, apa boleh di kata. dari pada tidak ada yang mengurus ayah " ujarku saat itu.


Belum lama Ayah merasakan kebahagiaan itu, Ayah jatuh sakit. Kata dokter ayah sakit Liver, atau kalau ditempat saya disebut sakit kuning. Kami semua terkejut, terutama kakak saya yang paling tua, itu dikarenakan dia lah yang paling dekat dengan Ayah. Setelah menempuh segala cara pengobatan dan usaha, akhirnya Ayah menyusul ibu ku ke surga, Bertepatan dengan 1 tahun setelah kematian ibu. Selang kematian kedua orang tua ku yang nyaris bersamaan, ibu tiri saya pergi meninggalkan saya dan kakak - kakak saya, dia balik ke kampung halaman. Sekarang dirumah hanya ada Kak Lili dan saya. Kak lili juga sangat jarang berada di rumah, ini dikarenakan beliau juga bekerja sebagai guru di desa orang, jadi beliau pulang kerumah pada saat akhir minggu. Kak shanty masih melanjutkan kuliahnya di kota P, Pulang ke rumah juga hanya pada saat liburan kuliah. Jadi, tinggallah saya sendirian di rumah. Tetapi, disaat seperti ini lah kesabaran serta perjuangan saya diuji. Disaat umur 9 tahun, saya sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendirian, seperti memasak, mengepel, menyapu atau mencuci baju. Sedih rasanya pada saat itu, melihat anak anak sebaya saya yang dengan asik nya bermain, sementara saya harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga saya sendirian. iya, SENDIRIAN..
Sekarang predikat saya ANAK YATIM PIATU
"Hidup terus berjalan, Saya tidak mau di cap sebagai seorang pengecut di sini" ujarku kepada diriku. Saya kembali menjalani rutinitas saya seperti sedia kala. Sekolah dan main bersama teman kampung merupakan kegiatan yang dapat membuat saya lupa akan masalah saya. Saya beberapa kali ganti sekolah, pernah juga di pesantren, namun dikarenakan saya sakit, tepatnya sakit malaria, oleh kakak saya yang paling tua, saya disuruh pulang ke kota S, alasan lainnya adalah di karenakan ketatnya pesantren tersebut. Kemudian saya balik lagi ke kota asal saya, Mencoba mendaftar di sekolah negeri. Tapi dikarenakan beban mental masih terngiang di kepala, akhirnya saya sakit dan pada akhirnya tidak naik kelas.

Setelah lulus SD, SMP, akhirnya SMA. bertemu banyak teman membuat saya dapat melupakan permasalahan hidup saya. Bersyukur dapat temen temen seperti mereka. Setelah menempuh 3 tahun SMU, akhirnya saya lulus. Sekarang pilihanan ada ditangan saya, hendak meneruskan kuliah atau kerja "Saya ingin terus kuliah !!" jawabku lantang. Akhirnya Perbankan Syariah Islam yang saya pilih.

but this journey just begin...
Sekarang Saya kuliah di kota P, berbeda kota dengan kota saya, jadi secara otomatis saya harus berpisah dari kakak saya, ya apa boleh dikata. Saya ditawarkan Nini (26) untuk tinggal serumah dengannya. Nini adalah tetangga saya waktu dikampung. " lumayan kan. tak usah bayar kos .. " ujar Nini. akhirnya saya menerima tawaran nini. Permasalahan tidak selesai begitu saja, setelah tinggal di kota P, Saya berupaya menghemat kiriman bulanan yang diberikan oleh kakak saya, saya maklum dikarenakan pada saat itu, kakak saya sudah mempunyai anak 3, jadi saya sedikit sungkan untuk meminta lebih.
Sekedar cerita, orang yang paling berjasa didalam hidup saya adalah kakak saya yang paling tua, kak lili. Saya dirumah tinggal dengan kak lili, beserta suami dan ketiga anaknya. Jujur, selama menjalani kuliah di kota P, kak lili lah yang paling mensupport keuangan saya, sedangkan kak shanty, yang pada saat itu juga masih kuliah, sedikit banyak juga membantu saya. Bersyukur saya mempunyai dua orang kakak yang mengerti dan mensupport saya.

sekarang predikat saya MAHASISWA

Dari rumah ke kampus saya berjalan kaki, padahal jarak yang ditempuh sekitar 5km, dengan rute yang tidak biasa. Melewati 2 jembatan serta komplek pasar dan perkantoran. Ada hikmahnya juga ternyata, Saya bisa jadi cepat menghafal jalan tikus di kota P..

Pernah terjadi suatu peristiwa haru. di kota P, Air leding sering mampet, jadi saya berinisiatif untuk membantu warga komplek di tempat saya tinggal. Saya bersama seorang teman mengangkut air yang diisi di ember ember. kemudian kita dibayar dengan berapa banyak air ember yang kita jual. kalau tidak salah Rp. 500 / ember. lumayan buat tambahan uang makan.
Kisah lainnya yang membuat saya terharu adalah, pernah pada suatu hari, uang kiriman dari kakak saya habis. sementara perut saya keroncongan menahan lapar. Akhirnya saya berinisiatif untuk meminta singkong tetangga, dan itu saya lakukan selama beberapa hari. Bisa dibayangkan, dalam beberapa bulan, berat badan saya mengalami penyusutan yang sangat signifikan.

masalah belum selesai ...

Menjelang 1 semester kuliah, saya mulai jengah akan kehidupan kampus. di tambah lagi dengan uang kiriman yang terlalu pas pasan (baca : kurang). jadi saya memutuskan untuk berhenti kuliah. Pada awalnya kakak saya kaget, tapi kemudian dia mengerti akan alasan yang saya berikan. Saya pun pulang ke kampung halaman saya.

sekarang predikat saya PENGANGGURAN

Sekembalinya di kota S, saya bingung. Apa yang harus saya lakukan demi menghasilkan uang. segala cara saya lakukan, dari berjualan bensin, sampai dengan sebagai tenaga serabutan. Allhamdulilah, Allah swt selalu memberikan rezeki kepada makhluknya yang mau berusaha. Tiba tiba datang tawaran kerja dari Abang sepupu saya yang di kota B, "Gas, mo kerja bareng abang ?? nunggu kios bensin .." Tentu kesempatan itu tidak saya lewatkan percuma.

Akhirnya saya pun berangkat ke kota B. Dari kota S ke kota B ditempuh selama hampir 4jam, melewati jalan beraspal, jalan tanah, perusahaan sawit, serta melintasi sungai kapuas juga. Akhirnya sampai juga di kota B. Pekerjaan yang sekarang saya lakoni sebenarnya tidaklah begitu berat, cuma melayani orang yang hendak beli bensin. Tapi yang terberat adalah harus menunggu dan menunggu. Bosan bukan merupakan jawaban yang tepat. Tapi jengah mungkin cukup mewakili keadaan saat itu.

sekarang predikat saya PEKERJA

Saya hanya mampu bertahan 8 bulan di kota B. Setelah saya ijin dengan abang sepupu saya, akhirnya saya kembali ke kota S dengan penuh kesungkanan. Apa boleh dikata. Sekembalinya saya dikota S, saya ditawari kerja sebagai karyawan Car wash. Pendapatan yang lumayan dibarengi dengan tenaga yang sebanding.. Sampai hari ini, kira kira 3 tahun, saya tetap menekuni pekerjaan saya, dengan sesekali kerja serabutan.

Sekarang datang tawaran kepada saya untuk kuliah lagi, tapi kali ini kuliah di Jawa barat..

" saya harus bisa. saya pasti bisa.." itu perkataan yang selalu aku lontarkan kepada ku. oh tuhan,, berkati jalan saya untuk terus menempuh hidup.


Ending dari cerita ini adalah :

saya serahkan kepada pembaca untuk ikut serta melihat takdir hidup saya.. apakah saya akan kuliah lagi ? atau saya akan tetap kerja di kota kelahiran saya yang semakin lama semakin membusuk.




kata kunci : never give up 'till die

No comments:

Post a Comment