Inspirasi cerita ini merupakan cerita dari seorang sahabat.. thanks sob untuk ceritanya ;)
Ini fakta Tanpa rekayasa. Cuma penyamaran karakter tetap harus saya lakukan. Maav kalo ada yang merasa cerita ini kok “gue banget ye”.. hehehehe..
natsukashiku naru konna itami mo kangeijan (I’m missing the feeling…so this pain is also welcomed!)
dear cinta…
mungkin saat ini kamu butuh dukungan dari saya, mungkin saat ini merupakan saat yang tepat untuk kamu mengungkapkan isi hati, mungkin saat ini juga saya akan mengatakan tidak. Terima kasih..
tapi ini kan sekarang, karena dulu saya butuh dukungan dari kamu, saat itu merupakan saat yang tepat untuk saya mengungkapkan isi hati, dan MUNGKIN saat itu juga kamu pasti akan mengatakan TIDAK, terima kasih..
ternyata waktu dapat merubah keadaan, dimana yang tidak jadi iya. Merubah perbedaan menjadi persamaan, dan merubah harapan menjadi penyesalan. Betapa angkuhnya waktu kepada kita, betapa sombongnya waktu kepada kita, dan mengapa waktu tidak pernah mendukung setiap langkah kita.
Banyak yang bilang kita sama, banyak yang bilang kita bodoh, banyak yang bilang kita munafik. Tetapi mengapa tidak ada yang bilang kalau kita pasangan ?., sekali lagi waktu berperan atas jawaban ini.
Mungkin sekarang kamu mendapatkan pilihan yang benar – menurut kamu. Tapi bagi saya, pilihanmu itu tidak lebih dari kebodohan. Iya, ini sekarang.. menyesal belakangan bukanlah suatu kebodohan.
Sekarang dia meninggalkanmu, tapi pati itu tetap tertanam dihati mu. Tidak perlu berbohong kepada semua orang. Iya saya tahu kalau kamu masih menyimpan saripati dia didalam hatimu. Tidak perlu berpura – pura akan kebodohan yang selama ini kamu buat. Sampai sampai setelah dia meninggalkanmu, kamu masih akan tetap mencintainya. Mungkin ini yang dibilang pujangga dengan sebutan cinta mati.
Sekarang saya di posisi saya, kamu di posisi kamu. Kita berjalan beriringan bukan berarti kita satu. Kita duduk bersama belum berarti kita sepasang. Kita tertawa bersama belum tentu kita merasakan hal yang sama. Itu berbeda. Dan lagi lagi waktu yang tertawa melihat kita. Betapa bodohnya saya yang rela ditertawakan oleh waktu. Betapa waktu memandang sinis kamu, betapa waktu sangat membenci kamu.
Jangan pernah menyebutkan seandainya, karena kata seandainya hanya patut diucapkan oleh saya. Orang yang dari dulu mencintaimu. Betapa saya merasakan apa itu cinta mati, betapa perih hati ini melihat kamu beriringan dengan dia. Betapa sesak dada ku saat mendengar kabar tentang kedekatan kalian.
Rasa yang kamu berikan sangat berbeda...
Sering saya lontarkan kepadamu bahwa RASA YANG KAMU BERIKAN SANGAT BERBEDA. Sangat susah menemukan rasa seperti itu. Beruntung orang yang mendapatkan kamu. Sangat sangat beruntung. Dan orang yanmg beruntung itu bukan saya. Ya, bukan saya orangnya. Tetapi dia.
Baiklah, biarkan saya menyalakan sebatang rokok, sebatang asa dan harapan yang saya harapkan tidak pernah padam. Tapi ini kan rokok ? lambat laun juga akan mati. Lambat laun juga akan lenyap.. dan sekarang harapan itu hanya tinggal kenangan seperti abu rokok di asbak kusam..
Perkenankan saya mengucapkan terimakasih . Perkenankan saya melihat kedepan tanpa menoleh kebelakang, perkenankan saya menghirup udara dari atmosphere yang berbeda. Dan perkenankan saya untuk mengucapkan terima kasih sekali lagi atas segala perhatian dan sanjungan yang telah kamu berikan selama ini.
ayamaranakucha ikenai yo, ne GOMEN ne… (saya harus minta maav, maavkan saya)
RASA ITU TETAP SAMA …
RUANG BIRU
Tuesday. April 13. 2010 – 11.10 pm
Vreeeitt haha
ReplyDeletetwo thumbs
ReplyDeletethanks buat komentnya..its a trully .. hehe
ReplyDelete