Terinspirasi oleh kehidupan nyata yang dialami sahabat. STOP ABORSI
RANIA - Ibuku yang memberi nama ini kepadaku ketika umurku baru beberapa minggu dikandungannya. Entah apa yang membuat ibuku memberi nama indah itu, yang kutahu ia suka sekali dengan nama ini. Aku punya bapak yang mencintaiku, yang mau mengakui aku sebagai anaknya. Bapakku sayang sekali dengan ibuku, meskipun aku juga tahu bapakku punya kehidupan sendiri dengan istri dan anak-anaknya. Bapakku tidak pernah menyuruh ibuku untuk menggugurkan kandungannya, malahan bapakku memberi semangat ibuku untuk membesarkan aku, menyayangiku, dan bahkan siap mengawini ibuku sebagai wujud dari rasa tanggung jawabnya dari semua perbuatannya.
Aku sayang sekali dengan bapakku yang sudah mendukung ibuku untuk tetap memberi nafas kepadaku. Aku juga tahu ibuku sayang sekali dengan bapakku. Mereka saling mengagumi pasangannya, cinta tidak pernah salah, cinta yang membuat bapak ibuku tetap menjalani hubungan itu. Yang kudengar dari ibuku…ia selalu mensyukuri apapun yang sudah diberikan Tuhan kepadanya, apapun yang terjadi dengan bapak ibuku adalah kehendak Tuhan yang tidak pernah bisa mereka hindari. Ibuku mengajariku untuk selalu menerima semua kenyataan yang ada, menjalani sebagaimanalayaknya manusia hidup.
Meskipun aku masih berupa janin yang belum sempurna, janin yang dihasilkan dari sperma bapakku dengan sel telur ibuku, tetapi aku sangat paham sekali apa yang dialami oleh bapak ibuku semenjak mereka berkenalan. Bisa dikatakan ketika suatu saat aku terlahir kedunia, aku akan berdiri dengan tegap sebagai saksi hidup rasa sayang bapak ibuku. Kata ibuku, kata kata cinta belum pernah ada di mereka, cinta itu hanya sebuah kata, yang perwujudannya belum tentu bisa diterima oleh semua orang. Jadi mereka lebih suka menyebutnya hubungan mereka sebagai rasa sayang.
Saat inilah, aku akan memulai, akan belajar menjadi saksi hidup mereka. Jadi ketika aku terlahir, aku sudah pandai berkata kata, sudah pandai membantu bapak ibuku mengatasi semua kendala yang akan mereka alami nantinya. Aku akan ikut berjuang memperjuangkan hubungan mereka, yang pasti tidak akan dengan mudah diterima oleh keluarga bapakku, keluarga ibuku, dan kehidupan rumah tangga bapakku dengan istrinya.
Aku tahu bapakku mengkhianati pernikahannya dengan istrinya, yang pastinya ibu tiriku nantinya. Awalnya aku protes keras terhadap hubungan mereka. Ibuku adalah penghancur rumah tangga bapakku, tapi semakin aku mendalami pemikiran mereka, masuk kejiwa mereka…aku smakin sadar bahwa ini bukan kesalahan sepenuhnya ibuku, bapakku juga andil membuat hubungan ini semakin kuat. Ahh..aku masih terlalu hijau untuk mengerti apa arti dari semua ini, masih terlalu kecil untuk memahami hubungan mereka.
Ibuku seorang perempuan lajang yang menjadi bagian dari kehidupan ibukota, yang hidup di liarnya kehidupan ibukota. Ibuku bukan tipe perempuan yang ingin mengeruk keuntungan dari bapakku, ia tidak pernah menyebut dirinya selingkuhan dari bapakku karena memang ia tidak pernah mendapat fasilitas sebagai perempuan simpanan. Ia tidak pernah mau menginginkan itu, ia hanya menginginkan seperbagian cintanya.
Pertemuan pertamanya dengan laki-laki itu, sudah membuat ibuku jatuh hati dengannya. Entah apa yang membuat perempuan itu jatuh hati, semua itu tidak akan pernah bisa dinalar oleh otak kita. Awalnya hubungan itu tidak akan pernah melibatkan perasaan, itu janji mereka. Namun kenyataannya, setelah dijalani berbulan bulan, bahkan bertahun tahun, rasa itu timbul dihati mereka, bapakku menjadi sayang dengan ibuku, dan sebaliknya. Hingga suatu saat aku ada di perut ibuku. Aku memang pernah ada, naluri ibuku mengatakan aku sudah ada diperutnya, meskipun dokter bahkan alat tes kehamilan belum bisa membuktikan.
Bapakku adalah laki laki beristri yang aku tidak pernah tahu bagaimana hubungannya dengan istrinya, entah harmonis atau tidak harmonis, aku tidak pernah peduli. Selingkuh baginya tanpa alasan, tiba tiba saja ia mau membuat hubungan dengan ibuku. Apakah rumput tetangga lebih hijau? Aku tidak pernah tahu alasannya. Bapakku tidak pernah tahu apa yang membuat hubungan ini semakin indah saja, ia tidak pernah tahu juga kenapa ia semakin sayang dengan ibuku,Ia hanya menjalaninya. Ia tidak ingin memberhentikan kisah ini sampai ia tahu apa arti dari hubungan ini, sampai ia tahu apa akhir cerita ini.
Semua kebetulan, semua seperti sudah diatur oleh Tuhan..itu jawaban yang cocok mengapa mereka masih berhubungan. Aku tidak mau berkomentar apapun tentang bapak ibuku karena aku hanya janin yang belum punya mulut untuk bicara, belum punya telinga untuk mendengar, belum punya mata untuk melihat. Semua ini aku bisa jelaskan karena aku punya hubungan batin dengan bapak ibuku.
Yang aku bisa banggakan dari bapakku, ia adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab penuh dengan semua yang ia perbuat. Aku pernah tahu, di dunia ini ada laki-laki yang tiba tiba lari dari tanggung jawab ketika ia harus bertanggung jawab terhadap apa yang mereka perbuat. Aku janji, ketika aku sudah terlahir kedunia, aku akan selalu menghormati bapakku, akan selalu membanggakan bapakku.
Aku tidak mau disebut sebagai anak haram, anak penuh dosa hanya karena ibuku hamil diluar nikah. Setiap janin yang ada di perut seorang ibu punya hak yang sama untuk nantinya bisa menghirup udara dunia. Kalau ibuku membaca atau berkata kata, aku bisa merasakannya. Ibuku selalu bilang, tidak akan pernah ada anak haram, karena kalau memang itu ada, itu adalah hasil perbuatan bapak ibunya.
Aku bisa merasakan rasa sayang bapakku dengan ibuku dan sebaliknya. Ibuku pernah berharap, andaikata mereka bertemu beberapa puluh tahun sebelumnya, ibuku mau menikah dengan bapakku. Nurut ibuku, bapakku adalah laki-laki yang sempurna dimatanya. Ibuku tidak pernah mau mengubah kesempurnaan bapakku hingga sesuai dengan arti kesempurnaan baginya. Laki-laki itu hadir dihadapannya dengan kesempurnaan yang dimilikinya. Ia tidak pernah mau menuntut bapakku untuk menjadi sempurna. Kalau memang ada kesempatan untuk meminta, ibuku hanya minta dipertemukan dengan bapakku disaat yang tepat, disaat bapakku tidak beristri, disaat mereka bisa mengucapkan kata cinta. Ibuku hanya bergumam, mengapa semuanya terlambat baginya?
“kau begitu sempurna..dimataku kau begitu indah. Kau membuatku untuk selalu memujamu….oh sayangku..kau begitu sempurna…, kau genggam tanganku, saat diriku lemah dan terjatuh, kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku..janganlah kau tinggalkan diriku, takkan mampu menghadapi semua, hanya bersamamu ku akan bisa. Kau adalah darahku, kau adalah jantungku..kau adalah hidupku..lengkapi diriku..oh sayangku kau begitu sempurna…” sayup sayup aku bisa merasakan ibuku bersenandung mengingat bapakku, mengingat dalam kesendiriannya, dalam kesepiannya dimalam hari. Sederet bait itu yang bisa digambarkan oleh ibuku tentang bapakku.
Ibuku hanya bisa bersenandung dalam kesendiriannya. Ia hanya bisa diam, karena kalaupun ia meminta kepada Tuhan, pastilah doa itu tidak sewajarnya ia panjatkan. Ia hanya meminta…suatu saat ia tersadar dari tidurnya. Ibuku sadar apa yang mereka lalui adalah suatu kesalahan besar, tapi ibuku tidak mampu menepis kenyataan ini. Aku juga tahu bapakku masih menginginkan ibuku untuk menemaninya. Keterkungkuhan mungkin yang membuat bapakku merasa nyaman disamping ibuku.
“bapak, Rania hanya ingin tahu apa yang sebenarnya ada dilubuk hati terdalam bapak kepada ibu, Rania hanya ingin jawaban apa yang sebenarnya diinginkan bapak kepada ibu?” pertanyaan itu yang ingin aku tanyakan ketika aku dalam pelukan bapakku nantinya.
Aku sekarang hanya janin tapi aku bisa merasakan bagaimana kagumnya ibuku kepada bapakku. Begitu dalam rasa yang ada yang tercipta diantara bapak ibuku. Bapakku pernah berucap..ketika timbul rasa sayang atau apalah namanya diantara mereka, bapakku akan mengakhirinya..karena ini hanya sepenggal sequel kehidupannya. Namun, kenapa ketika mereka sudah menyadari ada rasa itu diantara mereka, bapakku tidak sanggup mengakhirinya. Apa karena ada aku? Ada janin yang mengharapkan terlahir kedunia nantinya. Saat ini aku berandai andai apa yang terjadi ketika aku tidak jadi terlahir, tiba tiba lenyap dari perut ibuku? Apa bapakku akan menjauhi ibuku? Rasanya tidak..mereka begitu kuat.
Ahh..aku bersyukur sekali lagi, aku punya bapak ibu yang sayang padaku, aku punya bapak yang tidak ingin menjadi pembunuh atas kerja keras spermanya membuahi ibuku. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku adalah Rania Rania yang lain yang berakhir di tangan dokter praktek aborsi, atau bahkan didukun pijat yang siap merenggut nyawaku menggunakan kekuatan tangannya. Aku juga tidak ingin ibuku merasakan kesakitan yang mendalam ketika harus membunuhku, ketika harus menjadi malaikat pencabut nyawaku, ketika harus menjadi Tuhan yang bisa menentukan umur setiap makhluk hidupNya.
Bapakku bukan pembunuh!
Itu kata kata yang kurasakan saat ini, tentunya ibuku sudah mengerti itu. Bapakku selalu membuat hari hari ibuku berwarna, indah. Bapakku akan mengawini ibuku sebentar lagi, bapakku akan menyayangiku sepenuh hati, karena memang aku sangat diinginkan terlahir. Meskipun saat ini ibuku tidak sepenuhnya menginginkan aku tapi aku yakin ibuku akan segera merubah keputusannya, dan semua itu karena bapakku.
Aku tidak pernah bosan mengagumi bapakku, keberanian bapakku menghadapi situasi ini, aku yakin, ibuku akan semakin sayang dengan bapakku. Ibuku akan selalu mengagumi kesempurnaan bapakku. Andaikata ada mesin waktu, aku ingin sekali menghadirkan moment terindah bagi bapak ibuku.
Aduh…kenapa aku merasakan perut ibuku sakit ya? Jangan-jangan aku sedang berhadapan dengan dokter pembunuh janin?? Tidak mungkin….ibuku akan membunuhku, tidak mungkin bapakku menyetujui permintaan ibuku untuk yang satu ini. Bapak dimana sekarang, Bantu aku..ibu kesakitan…
Tiba tiba saja semuanya gelap..tiba tiba kurasakan aku berpisah dengan ibuku…kurasakan aku baru saja keluar dari bibir vagina ibuku. Semuanya tampak hitam…
Aku sayang sekali dengan bapakku yang sudah mendukung ibuku untuk tetap memberi nafas kepadaku. Aku juga tahu ibuku sayang sekali dengan bapakku. Mereka saling mengagumi pasangannya, cinta tidak pernah salah, cinta yang membuat bapak ibuku tetap menjalani hubungan itu. Yang kudengar dari ibuku…ia selalu mensyukuri apapun yang sudah diberikan Tuhan kepadanya, apapun yang terjadi dengan bapak ibuku adalah kehendak Tuhan yang tidak pernah bisa mereka hindari. Ibuku mengajariku untuk selalu menerima semua kenyataan yang ada, menjalani sebagaimanalayaknya manusia hidup.
Meskipun aku masih berupa janin yang belum sempurna, janin yang dihasilkan dari sperma bapakku dengan sel telur ibuku, tetapi aku sangat paham sekali apa yang dialami oleh bapak ibuku semenjak mereka berkenalan. Bisa dikatakan ketika suatu saat aku terlahir kedunia, aku akan berdiri dengan tegap sebagai saksi hidup rasa sayang bapak ibuku. Kata ibuku, kata kata cinta belum pernah ada di mereka, cinta itu hanya sebuah kata, yang perwujudannya belum tentu bisa diterima oleh semua orang. Jadi mereka lebih suka menyebutnya hubungan mereka sebagai rasa sayang.
Saat inilah, aku akan memulai, akan belajar menjadi saksi hidup mereka. Jadi ketika aku terlahir, aku sudah pandai berkata kata, sudah pandai membantu bapak ibuku mengatasi semua kendala yang akan mereka alami nantinya. Aku akan ikut berjuang memperjuangkan hubungan mereka, yang pasti tidak akan dengan mudah diterima oleh keluarga bapakku, keluarga ibuku, dan kehidupan rumah tangga bapakku dengan istrinya.
Aku tahu bapakku mengkhianati pernikahannya dengan istrinya, yang pastinya ibu tiriku nantinya. Awalnya aku protes keras terhadap hubungan mereka. Ibuku adalah penghancur rumah tangga bapakku, tapi semakin aku mendalami pemikiran mereka, masuk kejiwa mereka…aku smakin sadar bahwa ini bukan kesalahan sepenuhnya ibuku, bapakku juga andil membuat hubungan ini semakin kuat. Ahh..aku masih terlalu hijau untuk mengerti apa arti dari semua ini, masih terlalu kecil untuk memahami hubungan mereka.
Ibuku seorang perempuan lajang yang menjadi bagian dari kehidupan ibukota, yang hidup di liarnya kehidupan ibukota. Ibuku bukan tipe perempuan yang ingin mengeruk keuntungan dari bapakku, ia tidak pernah menyebut dirinya selingkuhan dari bapakku karena memang ia tidak pernah mendapat fasilitas sebagai perempuan simpanan. Ia tidak pernah mau menginginkan itu, ia hanya menginginkan seperbagian cintanya.
Pertemuan pertamanya dengan laki-laki itu, sudah membuat ibuku jatuh hati dengannya. Entah apa yang membuat perempuan itu jatuh hati, semua itu tidak akan pernah bisa dinalar oleh otak kita. Awalnya hubungan itu tidak akan pernah melibatkan perasaan, itu janji mereka. Namun kenyataannya, setelah dijalani berbulan bulan, bahkan bertahun tahun, rasa itu timbul dihati mereka, bapakku menjadi sayang dengan ibuku, dan sebaliknya. Hingga suatu saat aku ada di perut ibuku. Aku memang pernah ada, naluri ibuku mengatakan aku sudah ada diperutnya, meskipun dokter bahkan alat tes kehamilan belum bisa membuktikan.
Bapakku adalah laki laki beristri yang aku tidak pernah tahu bagaimana hubungannya dengan istrinya, entah harmonis atau tidak harmonis, aku tidak pernah peduli. Selingkuh baginya tanpa alasan, tiba tiba saja ia mau membuat hubungan dengan ibuku. Apakah rumput tetangga lebih hijau? Aku tidak pernah tahu alasannya. Bapakku tidak pernah tahu apa yang membuat hubungan ini semakin indah saja, ia tidak pernah tahu juga kenapa ia semakin sayang dengan ibuku,Ia hanya menjalaninya. Ia tidak ingin memberhentikan kisah ini sampai ia tahu apa arti dari hubungan ini, sampai ia tahu apa akhir cerita ini.
Semua kebetulan, semua seperti sudah diatur oleh Tuhan..itu jawaban yang cocok mengapa mereka masih berhubungan. Aku tidak mau berkomentar apapun tentang bapak ibuku karena aku hanya janin yang belum punya mulut untuk bicara, belum punya telinga untuk mendengar, belum punya mata untuk melihat. Semua ini aku bisa jelaskan karena aku punya hubungan batin dengan bapak ibuku.
Yang aku bisa banggakan dari bapakku, ia adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab penuh dengan semua yang ia perbuat. Aku pernah tahu, di dunia ini ada laki-laki yang tiba tiba lari dari tanggung jawab ketika ia harus bertanggung jawab terhadap apa yang mereka perbuat. Aku janji, ketika aku sudah terlahir kedunia, aku akan selalu menghormati bapakku, akan selalu membanggakan bapakku.
Aku tidak mau disebut sebagai anak haram, anak penuh dosa hanya karena ibuku hamil diluar nikah. Setiap janin yang ada di perut seorang ibu punya hak yang sama untuk nantinya bisa menghirup udara dunia. Kalau ibuku membaca atau berkata kata, aku bisa merasakannya. Ibuku selalu bilang, tidak akan pernah ada anak haram, karena kalau memang itu ada, itu adalah hasil perbuatan bapak ibunya.
Aku bisa merasakan rasa sayang bapakku dengan ibuku dan sebaliknya. Ibuku pernah berharap, andaikata mereka bertemu beberapa puluh tahun sebelumnya, ibuku mau menikah dengan bapakku. Nurut ibuku, bapakku adalah laki-laki yang sempurna dimatanya. Ibuku tidak pernah mau mengubah kesempurnaan bapakku hingga sesuai dengan arti kesempurnaan baginya. Laki-laki itu hadir dihadapannya dengan kesempurnaan yang dimilikinya. Ia tidak pernah mau menuntut bapakku untuk menjadi sempurna. Kalau memang ada kesempatan untuk meminta, ibuku hanya minta dipertemukan dengan bapakku disaat yang tepat, disaat bapakku tidak beristri, disaat mereka bisa mengucapkan kata cinta. Ibuku hanya bergumam, mengapa semuanya terlambat baginya?
“kau begitu sempurna..dimataku kau begitu indah. Kau membuatku untuk selalu memujamu….oh sayangku..kau begitu sempurna…, kau genggam tanganku, saat diriku lemah dan terjatuh, kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku..janganlah kau tinggalkan diriku, takkan mampu menghadapi semua, hanya bersamamu ku akan bisa. Kau adalah darahku, kau adalah jantungku..kau adalah hidupku..lengkapi diriku..oh sayangku kau begitu sempurna…” sayup sayup aku bisa merasakan ibuku bersenandung mengingat bapakku, mengingat dalam kesendiriannya, dalam kesepiannya dimalam hari. Sederet bait itu yang bisa digambarkan oleh ibuku tentang bapakku.
Ibuku hanya bisa bersenandung dalam kesendiriannya. Ia hanya bisa diam, karena kalaupun ia meminta kepada Tuhan, pastilah doa itu tidak sewajarnya ia panjatkan. Ia hanya meminta…suatu saat ia tersadar dari tidurnya. Ibuku sadar apa yang mereka lalui adalah suatu kesalahan besar, tapi ibuku tidak mampu menepis kenyataan ini. Aku juga tahu bapakku masih menginginkan ibuku untuk menemaninya. Keterkungkuhan mungkin yang membuat bapakku merasa nyaman disamping ibuku.
“bapak, Rania hanya ingin tahu apa yang sebenarnya ada dilubuk hati terdalam bapak kepada ibu, Rania hanya ingin jawaban apa yang sebenarnya diinginkan bapak kepada ibu?” pertanyaan itu yang ingin aku tanyakan ketika aku dalam pelukan bapakku nantinya.
Aku sekarang hanya janin tapi aku bisa merasakan bagaimana kagumnya ibuku kepada bapakku. Begitu dalam rasa yang ada yang tercipta diantara bapak ibuku. Bapakku pernah berucap..ketika timbul rasa sayang atau apalah namanya diantara mereka, bapakku akan mengakhirinya..karena ini hanya sepenggal sequel kehidupannya. Namun, kenapa ketika mereka sudah menyadari ada rasa itu diantara mereka, bapakku tidak sanggup mengakhirinya. Apa karena ada aku? Ada janin yang mengharapkan terlahir kedunia nantinya. Saat ini aku berandai andai apa yang terjadi ketika aku tidak jadi terlahir, tiba tiba lenyap dari perut ibuku? Apa bapakku akan menjauhi ibuku? Rasanya tidak..mereka begitu kuat.
Ahh..aku bersyukur sekali lagi, aku punya bapak ibu yang sayang padaku, aku punya bapak yang tidak ingin menjadi pembunuh atas kerja keras spermanya membuahi ibuku. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku adalah Rania Rania yang lain yang berakhir di tangan dokter praktek aborsi, atau bahkan didukun pijat yang siap merenggut nyawaku menggunakan kekuatan tangannya. Aku juga tidak ingin ibuku merasakan kesakitan yang mendalam ketika harus membunuhku, ketika harus menjadi malaikat pencabut nyawaku, ketika harus menjadi Tuhan yang bisa menentukan umur setiap makhluk hidupNya.
Bapakku bukan pembunuh!
Itu kata kata yang kurasakan saat ini, tentunya ibuku sudah mengerti itu. Bapakku selalu membuat hari hari ibuku berwarna, indah. Bapakku akan mengawini ibuku sebentar lagi, bapakku akan menyayangiku sepenuh hati, karena memang aku sangat diinginkan terlahir. Meskipun saat ini ibuku tidak sepenuhnya menginginkan aku tapi aku yakin ibuku akan segera merubah keputusannya, dan semua itu karena bapakku.
Aku tidak pernah bosan mengagumi bapakku, keberanian bapakku menghadapi situasi ini, aku yakin, ibuku akan semakin sayang dengan bapakku. Ibuku akan selalu mengagumi kesempurnaan bapakku. Andaikata ada mesin waktu, aku ingin sekali menghadirkan moment terindah bagi bapak ibuku.
Aduh…kenapa aku merasakan perut ibuku sakit ya? Jangan-jangan aku sedang berhadapan dengan dokter pembunuh janin?? Tidak mungkin….ibuku akan membunuhku, tidak mungkin bapakku menyetujui permintaan ibuku untuk yang satu ini. Bapak dimana sekarang, Bantu aku..ibu kesakitan…
Tiba tiba saja semuanya gelap..tiba tiba kurasakan aku berpisah dengan ibuku…kurasakan aku baru saja keluar dari bibir vagina ibuku. Semuanya tampak hitam…
Rania sudah lenyap…Rania sudah lenyap. Perempuan itu sudah tidak lagi mempunyai Rania yang cantik.
“Sayang....Raniamu gak jadi lahir 9 bulan lagi..” ucap perempuan itu di telepon genggamnya.
“Sayang....Raniamu gak jadi lahir 9 bulan lagi..” ucap perempuan itu di telepon genggamnya.
Perempuan itu merasa ada yang hilang dari dirinya, ia merasa kehilangan sesuatu dalam dirinya. Tetapi rasa yang tertanam dihatinya tentang laki-laki itu tetap ada dan selalu ada. Satu yang pasti..Rania lenyap bukan karena bapak ibunya seorang pembunuh, Rania lenyap karena memang Rania tidak ingin lahir dengan keadaan seperti ini, ia hanya ingin lahir ketika bapak ibunya sudah merasakan cinta yang mendalam dan tidak bisa dipisahkan lagi. Rania akan selalu menunggu terlahir kedunia ini.
Kata Kunci : Setiap bayi itu suci. Jangan ada Rania yang lain.
No comments:
Post a Comment