Sebenarnya baca buku nieh dah lama juga...3 bulan lalu aku baca, dan punya babe pula,,hihihihi..tapi dikasi ke aku.. lumayan bagus juga.. bdw, buku nieh dikarang oleh Ann Wang Seng. buku yang berisi 208 hal + x hal ini lumayan ringan serta mudah untuk dipahami. Sekarang siapa yang tidak tao orang china ?? yg dulu dianggap hnya sbgai wni yag..hahaha, sekarang sudah mampu utk mengendalikan perekonomian Indo..buset. meskipun aku bukan china, tapi tak da salah kalo kita meniru, yah paling ga yg positif nya ae,tak da salah juga dicoba..hahaha..buku ini banyak di Gramed, pas aku beli buku nieh ma babe pas di Aksara BookStore JKT,, Adapun intisari dari buku nieh adalah :
Lebih mulia jadi pedagang (dari pada jadi karyawan) Orang Tionghoa percaya bahwa hanya dengan berdaganglah mereka dapat menjadi kaya dan meningkatkan taraf hidup mereka. Dunia dagang adalah dunia yang menjanjikan kesenangan, kemewahan dan kebahagiaan. Kalau dulu ajaran Konfisianisme menganggap bahwa golongan pedagang menindas dengan mengambil keuntungan berlebih sehingga tidak begitu dihormati, maka ajaran tersebut ditafsirkan kembali dan malah memberi semangat bagi orang Tionghoa agar melibatkan diri dalam perdagangan. Menurut Ann Wang Seng, kedudukan sebagai pedagang dilihat lebih tinggi daripada pegawai, meskipun gajinya lebih besar. Berdagang sendiri berarti sesorang dapat menjadi bos dan tuan. Orang yang berdagang juga dikatakan berani dan hanya orang yang berani yang memiliki kesempatan menjadi kaya dan sukses.
Kerja keras, kerja keras dan kerja keras (kerja efektif)
Kalau dibilang nothing can replace hardwork itu memang ada benarnya. Salah satu resep keberhasilan dagang orang Tionghoa adalah kerja keras. Kebanyakan jam kerja mereka lebih panjang dari orang lain. Walaupun sudah berhasil, mereka juga tetap bekerja antara 16-18 jam sehari. Banyak pengusaha sukses dapat lahir tanpa bekal apapun, kecuali semangat, keyakinan dan usaha yang tidak mengenal kata jemu. Orang Tionghoa percaya bahwa hanya dengan bekerja keras dan berani membuka peluang, mereka akan berhasil.
Risk taker (OINK! luv it)
Selain daya juang dan semangat yang tinggi, hal menonjol lainnya adalah sikap risk taking. Bagi orang Tionghoa, pedagang sejati dan pandai adalah yang menyukai risiko dan tantangan. Semakin tinggi risiko, makin banyak peluang yang tersedia. Selain itu, masalah juga harus dijadikan batu loncatan, bukannya penghalang untuk berhasil.
Pintar melihat peluang (Buka mata, liat sekeliling)
Ada sebuah pepatah yang mengatakan, ’tinggalkan orang Tionghoa di mana saja, mereka akan dapat hidup dan menciptakan peluang dagang. Orang Tionghoa adalah bangsa yang paling fleksibel, mudah berubah dan menyesuaikan diri di manapun. Mereka akan dapat hidup dan mencari makan di manapun mereka berada. Orang Tionghoa mudah beradaptasi untuk menyesuaikan dengan perubahan iklim ekonomi dan perilaku pasar. Tak heran, banyak peluang bisnis yang mereka ciptakan dari bisnis yang awalnya dianggap tidak menguntungkan, seperti menjual air di pinggir jalan, berjualan surat kabar lama, kaleng kosong dan lain sebagainya.
Mulai dengan usaha ritel (Suatu hal tak kan ada sblum dicoba)
Dasar perdagangan orang Tionghoa adalah toko ritel. Mereka belajar mengurus dan mengendalikan urusan jual beli melalui perdagangan toko ritel. Menguasai toko ritel berarti akan menguasai pasar, dan kemudian menjadi penentu bagi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Tidak heran jika mereka menguasai bukan saja urusan jual beli, namun juga pengeluaran, pemasaran, distribusi, promosi sampai menentukan laku atau tidaknya produk itu.
Jaringan yang solid (Koneksi di banyakin vren)
Kalau selama ini kita lihat jaringan bisnis Tionghoa sangat kuat di antara sesama mereka, itu karena konsep bisnis mereka. Mereka menganggap bahwa setiap pedagang saling melengkapi. Misalnya, restoran akan mengambil suplai bahan makanannya dari toko-toko makanan yang berada di sekitarnya. Dengan demikian, perdagangan di kawasan itu akan berkembang pesat karena sudah terwujud sikap saling membantu dan saling dukung yang kuat di kalangan pedagang. Bagi orang Tionghoa, kegiatan perdagangan perlu diperbanyak ragam dan jenisnya karena selain dapat memberikan pilihan kepada pembeli, hal ini juga dapat membantu pedagang lain mendapatkan penghasilan. Etika yang tidak tertulis ini memungkinkan para pedagang Tionghoa dapat hidup di satu kawasan dan menguasai pasar.
Sedekah
Agar keuntungan terus bertambah, sebagian keuntungan harus dialokasikan bagi mereka yang membutuhkan. Orang memercayai bahwa derma yang disalurkan kepada orang miskin, institusi pendidikan, organisasi sosial, panti jompo, golongan cacat dan pelajar-pelajar yang tidak mampu bukan saja suatu hal yang baik, namun juga akan mendapat berkah. Keuntungan berderma mungkin bukan dalam bentuk materi, melainkan nama baik, dan budi pekerti yang senantiasa akan dikenang.
------------------------------------------------- OINK! not a Chinesse boi ,but i'm malay